Harus berapa kali ku katakan kepadamu agar dirimu mau tuk menerima dirimu yang mengerti?

Sudahlah, kau hanya bisa mengatakannya tanpa bisa membiarkan diriku dengan urusanku sendiri.

Dirimu hanya menginginkan rasa itu.  Dirimu sengaja membiarkan dirimu berada pada posisi itu. Sunggu licik dirimu.

Apa bedanya dengan engkau, hah? Kau bahkan bukan hanya tidak bisa memahami tapi juga mengerti apa yang sebenarnya terjadi. Yang kau inginkan hanyalah merasa aman.

Ya, mungkin benar aku begitu adanya. Mengininkan rasa aman itu. Sengaja membiarkan diri ini berada pada kondisi yang entah ku buat begitu atau mungkin ku biarkan begitu. Ya, aku sadar hal itu. Namin diri ku berani mengakuinya tidak seperti dirimu.

Haruskan aku menegaskan bahwa aku ini buruk sama seperti engkau? Sudahlah, jangan camuri urusanku saat ini. Biarkan aku sendiri dan biarkan aku membiarkan kau sendiri.

Baiklah, Tuan. Inginmu adalah milik ku. Semoga kita tidak lupa untuk saling mengingatkan bahwa kita ini lebih sering kali lupa bahwa kita ini lupa pada apa-apa yang tidak kita ingat.

AFS
08092014